Fraiza Geraldi Alghifary

welcome to our blog

Welcome

Posts

Comments

The Team

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 19.08 / comment : 0



    Definisi Frame Relay
                Frame Relay adalah sebuah protocol yang berorientasi pada packet switching, yang umumnya dipergunakan oleh perusahaan telepon, yang mengandalkan kecepatan tinggi dan biaya ekonomis. Frame Relay pada dasarnya adalah sebuah software yang khusus di-desain untuk menyediakan koneksi digital yang lebih efisien dari suatu point tertentu ke point yang lain. Jadi, Frame Relay merupakan sebuah teknologi yang menawarkan metode yang lebih cepat dan lebih ekonomis dalam menjalankan computer networking.


     Cara Kerja Frame Relay
                Frame Relay merupakan suatu layanan data packaging yang memungkinkan beberapa user menggunakan satu jalur transmisi pada waktu yang bersamaan. Untuk lalu-lintas komunikasi yang padat, Frame Relay jauh lebih efisien daripada leased line yang disediakan khusus hanya untuk satu user, yang umumnya hanya terpakai 10-20% dari kapasitas bandwidth-nya. Dalam teknik telekomunikasi, packet switching dikembangkan untuk memenuhi komunikasi data yang sifatnya cepat dan akurat. Sebuah packet dapat dianalogikan sebagai sebuah amplop yang mempunyai alamat tujuan, alamat pengirim atau alamat kembali apabila kiriman tidak sampai ke tujuan, dan tentu saja isi pesannya sebagai hal yang pokok.
        Dalam packet yang berisi electronic data, dilengkapi dengan error detection serta acknowledgement dari receiver dalam bentuk kode yang dikirim kembali ke sender, apakah packet telah diterima secara utuh. Pada data packaging ini dikenal istilah frame, yakni untuk menyatakan limit dari frame sebuah package. Limit frame ini ditandai dengan flag. Demikianlah sehingga data dibawa sepanjang jalur komunikasi dalam bentuk frame-frame. Standar internasional untuk network access dengan  packet switching yang pertama muncul adalah X.25, yang direkomendasikan oleh CCITT (kini bernama ITU-T) pada tahun 1976. Frame Relay yang muncul setelah X.25 ternyata jauh lebih efektif daripada X.25, karena X.25 mengalami pelambatan proses karena adanya error detection dan error correction. Berbeda dengan Frame Relay  yang mendefinisikan  ulang header-nya pada bagian awal dari suatu frame, sehingga dihasilkan header frame normal 2-byte (satu byte atau octet terdiri dari delapan bit). Header Frame Relay dapat juga di-expand menjadi tiga atau empat byte untuk menambah total address space yang disediakan.
          Header Frame Relay terdiri dari deretan angka sejumlah sepuluh bit, DLCI (Data Link Connection Identifier)-nya merupakan nomor rangkaian virtual Frame Relay yang berkaitan dengan destination dari frame tersebut. Dalam hal hubungan antar kerja LAN-WAN, DLCI ini akan menunjukkan port-port yang merupakan LAN pada sisi destination. Adanya DLCI tersebut memungkinkan data mencapai node Frame Relay yang akan di-transmit melalui network dengan menempuh proses tiga langkah  sederhana yakni:
    • Integrity check dari frame dengan menggunakan FCS (Frame Check Sequence), jika dalam proses checking ini dideteksi adanya error, maka frame tersebut akan di-discard.
    • Search DLCI dalam suatu table, jika DLCI tersebut tidak didefinisikan untuk link yang dimaksud, maka frame akan di-discard.
    •  Retransmit frame tersebut menuju ke destination-nya dengan mengirimnya ke luar, ke port atau trunk yang telah dispesifikasikan dalam daftar tabelnya.
           Dengan demikian, node dari Frame Relay tidak melakukan langkah pemrosesan yang rumit sebagaimana halnya pada protokol-protokol yang mempunyai keistimewaan seperti X.25.


     Data Discarding

             Untuk menjaga mekanisme dasar Frame Relay sesederhana mungkin, ada satu aturan dasar, yakni apabila muncul suatu masalah dengan penanganan suatu frame, maka frame tersebut akan langsung di-discard. Dua prinsip yang menyebabkan adanya data discarding ini adalah hasil dari adanya error detection pada data atau adanya overloading pada network. Bagaimana suatu network dapat men-discard frame-frame tanpa menghancurkan integrity dari komunikasi? Jawabannya terletak pada adanya intelegensi pada software di endpoint seperti PC, workstation dan host. Software pada endpoint ini beroperasi dengan protokol-protokol multilevel yang dapat detect dan recovery data yang hilang dalam network. 

     Protocol Recovery pada Higher Layer

    Sebuah protokol pada layer yang lebih tinggi melakukan sebuah recovery pada sebuah frame dengan menjaga path dari urutan angka-angka berbagai frame yang di-send dan di-receive. Suatu kode balasan atau acknowledgement di-transmit untuk memberitahukan kepada sisi sender, nomor-nomor frame mana yang telah diterima dengan baik. Jika suatu urutan nomor hilang, sesudah menunggu selama periode time out tertentu, sisi receiver akan meminta retransmission. Dengan demikian software di kedua sisi tersebut akan menjamin bahwa semua frame pada akhirnya diterima tanpa kesalahan. Fungsi ini terjadi pada lapisan 4 (Transport layer), dalam protokol-protokol seperti TCP/IP dan Lapisan Transport (level 4) OSI. Sebaliknya, jaringan X.25 membentuk fungsi ini pada lapisan 2 dan 3, dan endpoint tidak perlu menduplikasi fungsi tersebut dalam la pisan 4. Sebuah frame yang hilang akan menyebabkan retransmission dari semua frame yang tidak memiliki sinyal acknowledge. Recovery seperti ini akan memerlukan siklus ekstra dan memori dalam komputer-komputer di masing-masing endpoint, dengan menggunakan bandwidth dari additional network untuk retransmit frame-frame. Akibat terburuk dari kondisi ini adalah menyebabkan suatu delay yang besar bagi periode time out pada layer yang lebih tinggi, yakni waktu yang dipakai untuk menunggu frame tersebut untuk datang sebelum menyatakannya sebagai frame yang hilang, serta waktu yang dipakai untuk melakukan retransmission. Oleh sebab itu, walaupun layer yang lebih tinggi dapat melakukan recovery ketika frame discarding terjadi, faktor terbesar yang menyumbang kinerja keseluruhan dari sebuah network adalah kemampuan dari network tersebut untuk meminimumkan terjadinya frame discarding. Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah apa yang menyebabkan frame discarding tersebut? Ada dua sebab yang paling utama, yakni bit error dan congestion.

    Frame Discarding yang Disebabkan oleh Error Bit

             Jika error terjadi di dalam frame, maka error tersebut akan terdeteksi melalui FCS setelah frame di-receive. Tidak seperti pada X.25, node yang mendeteksi error tidak meminta sender-nya untuk retransmit frame. Node tersebut langsung discard frame dan melanjutkan untuk menerima next frame. Kondisi ini tergantung pada kecerdasan PC atau workstation tempat data berasal untuk mengenali bahwa error telah terjadi dan me-retransmit datanya. Dikarenakan oleh biaya tinggi, yang disebabkan oleh adanya recovery pada layer-layer yang lebih tinggi, pendekatan ini akan mengundang permasalahan pada efisiensi network, apabila path-nya memiliki derau yang cukup besar dan hal ini jelas akan memicu banyaknya error. Namun demikian, kini semakin banyak network-based-fiber-optic yang mempunyai error flow sangat rendah, yang berdampak pada frekuensi error yang sangat rendah, sehingga bukan merupakan suatu masalah lagi. Dengan demikian, Frame Relay memiliki keunggulan hanya pada jalur-jalur network memiliki tingkat error yang rendah.

    Frame Discarding yang Disebabkan oleh Data Congestion

             Frame discarding yang lebih sering terjadi adalah merupakan akibat dari network congestion. Congestion terjadi disebabkan oleh suatu network node yang menerima lebih banyak frame dibandingkan kemampuan untuk memprosesnya (disebut congestion pada receiver), atau ketika suatu network node dituntut untuk mengirimkan  lebih banyak frame melewati path yang dipilihnya daripada kecepatan yang diijinkan oleh path tersebut (disebut path congestion). Dalam kasus lainnya,  suatu rangkaian node buffer ­ yakni memori yang bersifat temporary untuk frame-frame yang masuk ketika menunggu pemrosesan atau antrian frame-frame yang ke luar ­ menjadi terisi penuh dan node tersebut harus men-discard frame-frame sampai buffer mempunyai space yang cukup.
             Jika lalu lintas LAN menjadi sedemikian padatnya, probabilitas congestion yang terjadi dapat menjadi lebih tinggi, kecuali user membangun banyak path maupun switching, yang berdampak pada cost lebih tinggi untuk membayar network cost. Maka sangatlah penting bahwa network pada Frame Relay harus mempunyai kinerja yang baik untuk menangani congestion maupun meminimumkan frame discarding. 

    Keuntungan vs Kerugian Frame Relay

            Keuntungan Frame Relay
    •  Proses komunikasi menjadi lebih sederhana
    •  Fungsionalitas protocol yang diperlukan di user-inter network dikurangi
    • Transmisi serta fasilitas switching lebih reliable
    •  Multi connection dari satu port ke tujuan yang berbeda dapat dilakukan dengan hanya menempatkan satu port. Hal ini akan menghemat dimensi fisik, kabel, serta kompleksitas

             Kerugian Frame Relay
    •  Tidak adanya kemampuan link-by-link flow
    • Tidak mempunyai error control
    •   Delay yang sangat besar
    •  Resiko kehilangan frame (Loss of Frames)
    •  Adanya short interruption yang terjadi terus-menerus

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says