Di dalam membuat suatu jaringan komputer yang sangat besar kita
perlu men supernetting jaringan gan alasanya agar:
1. Umumnya jumlah alamat yang tersedia di dalam kelas A dan B terlalu
besar untuk kebanyakan organisasi
2. Sedangkan alamat yang tersedia di dalam kelas C hanya 256, ini terlalu
kecil untuk kebanyakan organisasi
3. Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori
Pada router tersebut.
4. Menggabungkan jumlah IP yang tidak mencukupi dari sebuah kelas IP Dan
menghindari router.
1. Umumnya jumlah alamat yang tersedia di dalam kelas A dan B terlalu
besar untuk kebanyakan organisasi
2. Sedangkan alamat yang tersedia di dalam kelas C hanya 256, ini terlalu
kecil untuk kebanyakan organisasi
3. Mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori
Pada router tersebut.
4. Menggabungkan jumlah IP yang tidak mencukupi dari sebuah kelas IP Dan
menghindari router.
Supernetting adalah proses
menggabungkan dua atau lebih blok IP address menjadi satu kesatuan.
Supernetting diterapkan pada network yang cukup besar untuk memudahkan proses
routing.Supernetting di sebut juga Classless Inter-Domain Routing atau CIDR.
Subnetting dilakukan untuk
tujuan memadukan teknologi dari topologi jaringan yang berbeda, membatasi
jumlah node dalam satu segmen jaringan dan mereduksi lintasan transmisi yang
ditimbulkan oleh broadcast maupun tabrakan (collision) pada saat transmisi
data. Subnetting dilakukan dengan mengambil beberapa bit HOST untuk dijadikan
bit NETWORK, sehingga terjadi pemindahan “garis pemisah” antara bit-bit network
dengan bit-bit host, dengan memperhatikan kebutuhan jumlah Nomor Host untuk
setiap Subnet.
Permasalahan lain yang timbul
yaitu suatu network tidak mampu menampung sejumlah Host yang diperlukan
(sebagai contoh, jumlah Host maksimum dari kelas C adalah 254 buah), dan jika
hal ini terjadi (misalkan jumlah Host yang akan digabung >1000 buah), maka
untuk mengatasinya dilakukanlah penggabungan dari beberapa jaringan kelas C.
Prosedur Supernetting :
1. Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
1. Pada Supernet bit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
2. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0. Contohnya pembentukan supernet dari gabungan
4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 3
bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :
Sebelum Subnetting : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking : 11111111 . 11111111 . 11111111. 00000000
Subnet-mask Kls-C : 255 . 255 . 255 . 0
Setelah Supernetting : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnhh.hhhhhhhh
Proses netmasking : 11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask : 255 . 255 . 248 . 0
Setelah Supernetting : 110nnnnn.nnnnnnnn. nnnnnnhh.hhhhhhhh
Proses netmasking : 11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask : 255 . 255 . 248 . 0
Contoh soal :
Enam buah jaringan Kelas-C dengan Nomor Network 192.168.32, 192.168.33, 192.168.34, 192.168.35, 192.168.36 dan 192.168.37, yang masing-masing memiliki 254 Host, akan digabungkan membentuk suatu Supernet.
Enam buah jaringan Kelas-C dengan Nomor Network 192.168.32, 192.168.33, 192.168.34, 192.168.35, 192.168.36 dan 192.168.37, yang masing-masing memiliki 254 Host, akan digabungkan membentuk suatu Supernet.
a.Tentukan Supernet ID (Address), Host Range dan Supernet Broadcast untuk Supernet tersebut !
Supernet ID (Address), Host
Range dan Subnet Broadcast untuk gabungan jaringan tersebut, adalah :
Supernet Address : 192 . 168. 8 . 0
(alternatif lain : 192.168.16.0; 192.168.24.0; 192.168….0;…;
192.168.248.0 )
Broadcast Add: 192.168.15.255
Catatan : Yang dibentuk hanya sebuah Supernet.
Supernetmask : 255 . 255 . 248 . 0
Supernet ID: 192.168.8.0
192.168.8.1
.
.
.
192.168.15.254
192.168.8.1
.
.
.
192.168.15.254
Broadcast 192.168.15.255
H o s t Range : 192 . 168. 8.
1 – 192 . 168. 8 . 255 = 255
192 . 168. 9. 0 – 192 . 168. 9 . 255 = 256
192 . 168. 10. 0 – 192 . 168. 10 . 255 = 256
192 . 168. 11. 0 – 192 . 168. 11 . 255 = 256
192 . 168. 12. 0 – 192 . 168. 12 . 255 = 256
192 . 168. 13. 0 – 192 . 168. 13 . 244 = 245 +
———————————————- 1524 host
192 . 168. 9. 0 – 192 . 168. 9 . 255 = 256
192 . 168. 10. 0 – 192 . 168. 10 . 255 = 256
192 . 168. 11. 0 – 192 . 168. 11 . 255 = 256
192 . 168. 12. 0 – 192 . 168. 12 . 255 = 256
192 . 168. 13. 0 – 192 . 168. 13 . 244 = 245 +
———————————————- 1524 host
Supernet Broadcast : 192 .
168. 15 . 255
Host-range yang tersedia : 2046 IP-Address.
Host-range digunakan hanya : 6 x 254 = 1524 IP-Address.
Hasil dari proses Supernetting ini mengubah komposisi antara bit Network dengan bit Host, dengan demikian hal ini akan mempengaruhi nilai Network Address, Broadcast Address dan Subnetmask Jaringan.
Host-range yang tersedia : 2046 IP-Address.
Host-range digunakan hanya : 6 x 254 = 1524 IP-Address.
Hasil dari proses Supernetting ini mengubah komposisi antara bit Network dengan bit Host, dengan demikian hal ini akan mempengaruhi nilai Network Address, Broadcast Address dan Subnetmask Jaringan.
Sebagai contoh untuk kasus di atas :
Host dengan IP-Address 192.168.12.81/21 adalah Host yang terdapat pada baris ke 5 dari supernet yang terbentuk. Network Address = 192.168.8.0 ;
Broadcast Address = 192.168.15.255 ; Subnetmask Jaringan = 255.255.248.0
Hal ini bisa juga diperoleh melalui perhitungan sbb. :
Masking 21 bit untuk kelas-C
Perhitungan Supernet Mask. : 192.168.12.81/21
IP-Address
192 168 12 81
1100000 10101000 00001100 0 1010001
Supernet Mask
255 255 248 0
11111111 11111111 11111000 00000000
Network Address
192 168 8 0
1100000 10101000 00001000 00000000
Broadcast Address
192 168 15 255
1100000 10101000 00001111 11111111
Tidak ada komentar: